Italiano

germ_flag.gif (917 byte)
Deutsch

English

Garis besar sejarah sebuah desa Sardinia dalam perluasan:
Capoterra


Sardu

russia-flag.gif (919 byte)
Russian

by Emanuele Atzori

barra.gif (1564 bytes)

Capoterra adalah sebuah dewan kota Sardinia yang, pada 10 tahun terakhir, mengalami kenaikan populasi tertinggi di pulau dan transformasi rencana kota yang cukup besar. Sekarang dikenali sebagai pemukiman yang tersebar di tiga tempat berlainan yang terpisah sekitar 5 kilometer. Tempat urbanisasi pertama, yang tertua, dikembangkan dari sebuah desa abad ke 17 dan terletak di kaki bukit Montarbu, Punta Sa Loriga dan Mount Arrubiu. Yang kedua, dimulai pada awal tahun 60 di pesisir pantai yang terbentang dari Maddalena hingga Cala d'Orri; desa ketiga terbentuk pada tahun 1966, di daerah yang berbukit rendah di Sa Birdiera dan Pauliara, di kaki gunung Santa Barbara. Garis besar dari sejarah dan perubahan ekonomi, yang menjadi karakteristik dari desa ini sejak berdirinya pada tahun 1655 hingga masa kini, akan dimasukkan ke dalam buku yang di terbitkan oleh Carlo Delfino dari Sassari, dengan judul "Capoterra, da baronia feudale a periferia urbana" ("Capoterra, dari kerajaan feodal hingga daerah urban pinggiran"). 
Artikel ini menjadi analisis cepat dari tema-tema yang secara luas di ulas pada volume yang dapat diperoleh pembaca dari Delfino Editore, Via Rolando 9/A, 07100 Sassari (Italy).  
Sangatlah tidak mungkin untuk membicarakan Capoterra masa kini tanpa membayangkan pemukiman manusia pertama di area tersebut. Desa-desa berbentuk pondok-pondok, mungkin diambil dari kebudayaan Ozieri (Neolithic), dibangun oleh Cuccuru de Ibba (lokakarya pra-sejarah jaman batu yang dipelajari oleh Enrico Atzeni) dan oleh Pranedda de Punta Sa Loriga. Bekas-bekas dari beberapa nuraghe dapat dilihat di Carrubba Durci, Is Antiogus, Is Cuccureddus.  
Bangunan-bangunan Punic ditemukan di Su Loi, di terusan bukit S. Antonio dan di daerah pegunungan yang lain.  


Gereja jemaah S. Efisio

Sejak abad ke 2 sebelum pemukiman kristiani menjadi banyak. Sebenarnya, ketika Sardinia menjadi lumbung Roma, sentra-sentra pertanian kecil bermunculan di Capoterra, tersebar di seluruh teritori. Yang terbesar terletak di sebelah kolam, mungkin dekat Tanca Sa Turri. Merupakan asal dari "Villa di Caput terrae" kuno, yang disebutkan dalam piagam giudicale pada tahun 1107. Tetapi ini bukanlah satu-satunya pemukiman yang permulaan; pemukiman lain muncul di Perda Su Gattu, Maddalena, Sa Cresiedda, Birdiera, Baccalamantza, Su Lillu, sepanjang Terusan Liori (Via Deledda) dan Terusan S'Acqua e Tomasu. Tetapi kami bingung meneliti sejumlah besar situs-situs arkeologi di pegunungan. Siapakah yang tinggal disana? Ada beberapa hipotesa. Mungkin mereka adalah orang-orang dari kebudayaan Phoenician yang menentang kekuasaan yang berlebihan dari bangsa Romawi (maka mereka adalah pemberontak yang bersembunyi di pegunungan), atau mereka adalah bangsa Mauri yang di deportasi ke Sardinia. Mungkin yang lebih sederhana, mereka adalah sebuah awal keluarga, yang datang dari daerah pesisir punic, yang hidup sebagai gembala domba dan pemotong yang menyediakan keperluan bagi kota Nora dan Karales yang berdekatan.  
Kami mengetahui nama-nama dari kepala keluarga desa kecil pada abad Capoterra, karena terdapat pada tabel giudicale tahun 1108: lima nama keluarga (Pizia, Pira, Corsa, Foco and Albuo), yang semuanya tidak tersangkut paut dengan klan yang umumnya diketahui.  
Capoterra adalah bagian dari Curatoria dari Nora, dan dengan menurunnya kota ini, Capoterra menjadi ibukota Curatoria, menjadikan daerah bersejarah yang disebut "Caputerra", yang terbentang dari Cagliari Pond hingga Capo Pula.  
Ketika, pada tahun 1258, Giudicato Cagliari di bagi, Curatoria di berikan kepada Donoratico. Tetapi setelah beberapa waktu mereka, yang menjadi grup kecil dari "Lord of Sardinia", kehilangan desa Capoterra, tetap memiliki Santa Maria Maddalena dan pemukiman lain yang ada, beberapa yang lain sudah tidak ada lagi. Capoterra, sebenarnya, di berikan kepada pengawasan Mariano II dari Arborea (sekutu setia dari bangsa Pisa), yang menyerahkannya kepada Giacomo Villani. Antara tahun 1292 dan 1293, selama permusuhan antara bangsa Pisa dan Genoa, Capoterra berada dibawah pedang dari tentara dari armada Genoa yang berlabuh di Maddalena. Dari beberapa sumber kami membaca bahwa "menara-menaranya dihancurkan (tetapi siapa yang tahu dimana mereka) dan semua panen dibakar". Ketika Mariano meninggal, Pisa menuntut kepemilikan dan mengusir Villani. Sehingga, pada bulan Februari 1324, Pisa memilih pelabuhan kecil Maddalena untuk menurunkan pasukannya yang harus menghentikan aksi penaklukan militer yang dilakukan oleh pasukan Aragon dari Pangeran Alfonso. Seperti yang sudah diketahui, kekalahan Lutocisterna, dekat Elmas, mengakhiri harapan kekuasaan dari Pisa. Alfonso dari Aragon memberikan kembali Capoterra kepada Giacomo Villani, yang anaknya menjualnya lagi kepada keluarga Arborea, atau yang lebih baik kepada Timbora di Roccaberti, ibu dari Eleonor yang terkenal. Hubungan antara Giudicato dari Arborea dan Kerajaan Aragon didasarkan pada konflik, Capoterra yang membayarnya, karena hancur lagi; kali ini oleh tentara Aragon yang di pimpin oleh Berengario Carroz.  
Berakhirlah "villa" kuno, karena negaranya hampir selama tiga abad tidak berpenduduk, sehingga Fara berbicara mengenai sebuah daerah "tota deserta et sylvosa". Mungkin, satu-satunya penduduk yang tinggal adalah para pertapa di Gereja St. Barbara, yang dibangun pada tahun 1281, dengan model Romanesque-Pisan, dengan pengaruh dekorasi Arab, oleh Gallo, Uskup Cagliari. Gereja ini dibangun sebagai tempat bertapa yang dikenal sejak abad pertengahan, yang di tempati oleh pendeta-pendeta.  
Tidak ada gunanya untuk menyebutkan pengalihan kepemilikan dari desa yang tidak berpenghuni. Saya hanya mengingat bahwa, pada tahun 1494, teritori Capoterra dan Sarroch dibeli oleh seorang dokter, Ansia Torrella, yang menciptakan yang Baronia Capoterra dan Sarroch. Melewati beberapa jaman feodal, kita sampai pada baro Girolamo Torrella yang, pada tanggal 9 Mei 1655, mendirikan desa yang sesungguhnya, menamainya "Villa di S. Efisio". Kemudian dia membangun sebuah istana yang berbentuk sebuah puri dan sebuah gereja yang dipersembahkan S. Efisio. Bangunan-bangunan ini berlokasi di mana sekarang kita menemukan taman kanak-kanak Principe di Piemonte.  
Pada awal abad ke 17, tanah Capoterra kedatangan pendeta-pendeta baru yang mencari tempat yang sunyi untuk berdoa. Pada tahun 1615 pendeta-pendeta Girolamiti membangun gereja S. Girolamo, yang kemudian menjadi tempat bagi para presbiterian, yang di tindas pada tahun 1867. Pendeta-pendeta Minor Conventuali, sekitar tahun 1640, mengambil alih kuil St. Barbara, menyerahkan kepada Uskup Cagliari gereja S. Maria di Uta yang indah yang sudah tidah layak untuk bermeditasi dan berdoa.   


 Prosesi of S.Efisio di jalan-jalan desa

Ketika bahkan pendeta Fancescani harus meninggalkan St. Barbara dikarenakan peraturan mengenai penarikan barang-barang rohani (1867), kuil menjadi properti negara dan pengawasan dari pesta tradisional St. Barbara (yang sekarang di adakan pada minggu pertama bulan Juli) diadakan di gereja jemaat S. Efisio.  
Tidaklah perlu untuk menyebutkan masalah-masalah yang dihadapi oleh komunitas kecil Capoterra hingga pembebasan dari ikatan feudalisme yang dicabut oleh Carlo Alberto pada tahun 1838 di Sardinia. Kami hany bisa berkata bahwa komunitas ini mendapat sial mempunyai para bangsawan yang tidak pernah mencintai budaknya dan tidak berbuat sesuatupun untuk memperbaiki struktur yang ada, hany meminta pajak yang banyak yang diberikan oleh penduduk: "Laor di corte", yang menyangkut yang menaburkan bibit menggunakan kerbau dan bajak; beberapa royalti yang harus dibayar dengan ketulusan atau dengan uang,  the several royalties that had to be paid in kind or in money, "chancery royalti", yang menyangkut orang-orang yang sudah uzur, "feodal royalti", yang menyangkut semua orang, "hen royalti", yang menyangkut orang-orang yang telah berkeluarga, "royalti anak dan keju", "royalti kayu, perumahan, jerami, madu, minyak, pemotongan hewan, kedai minuman, dan serikat kerja"; dan berbagai "deghini", yang merupakan pajak dengan batas waktu yang di siapkan terlebih dahulu untuk penggembala dan kandang babi. Baron feodal terakhir adalah Lorenzo Zapata, anak dari Efisio. Merupakan pertentangan yang luas, yang terbentang dari Capoterra dan Sarroch, bahkan hingga Las Plassas, Barumini dan Villanovafranca. Tebusannya di setujui oleh perjanjian kerajaan pada tanggal 9 Mei 1840.  
Dengan pencabutan sistem feodal, mulailah perubahan ekonomi yang besar di desa (merupakan hal umum pada desa-desa Sardinia). Di kotapraja, dengan sedikit lebih dari 800 penduduk, ada perebutan tanah yang disengketakan secara kolektif oleh para budak (dengan kata lain mereka dipercayakan dalam rotasi oleh beberapa petani sedangkan bagian yang lebih besar dibiarkan untuk penggembala bebas). Untuk meningkatkan pertanian, pemerintah Piedmontese membagi tanah masyarakat menjadi tanah kapling dengan luas sekitar 2 hektar dan memberika satu tanah kapling kepada setiap kepala keluarga, membantu orang-orang yang tidak mempunyai properti dan pemilik-pemilik kecil. Dengan jalan ini setiap petani di Capoterra mulai menjadi pemilik tanah, tetapi dengan tugas memagari tanahnya, mengolahnya dan (sayangnya) membayar pajak tanah yang peraturannya diterbitkan beberapa tahun kemudian.  
Semua ini memancing permusuhan dari tuan tanah yang kaya, yang menjadi peternak (sapi, kambing, domba) yang besar yang belum menerima pencabutan peraturan mengenai padang rumput komunitas. Jadi, Capotera adalah salah satu dari beberapa desa di pulau dimana campur tangan dari segelintir kavaleri Sardinia diperlukan untuk mengatasi penyalahgunaan kekuasaan dari para peternak terhadap "petani-petani baru".  
Dengan tenggelamnya feodalisme, bahkan gereja abad ke 16 yang di bangun berdasar wasiat dari Gerolamo Torrellas pada tahun 1665 hancur. Kebutuhan yang timbul akan sebuah gereja yang baru, lebih memadai bagi tuntutan desa. Realisasi dari kuil ini, dikerjakan oleh Francesco Immeroni, dimulai pada tahun 1855 dan selesai pada tahun 1858. Biaya yang besar bagi komunitas miskin seperti Capoterra pada saat itu, dibantu oleh dewan kota dengan pinjaman sebesar 20.000 lira yang diserahkan oleh Dana Simpan Pinjam (Cassa Depositi e Prestiti).  


Kostum tradisional


Taman urban Piazza Liori

Keluarga-keluarga kaya yang tinggal di desa segera mengerti untuk mengontrol segala sesuatunya, melihat bahwa golongan-golongan sosial tinggi makin mempunyai ruang. Inilah alasan kenapa para walikota pada paruh kedua abad ke 17 dan periode yang mendahului lahirnya Republik Itali, selalu dipilih oleh keinginan golongan hegemoni, para peternak dan tuan tanah. Kemakmuran pertanian yang diinginkan oleh pemerintah mempunyai konsekwensi, dengan penurunan ternak yang tajam, walaupun kota ini mempunyai gunung-gunung yang terus menerus menyediakan tempat yang cukup bagi kambing, babi, domba, dan sapi (yang turun gunung pada musim panas). Dorongan yang besar datang dari model pertanian yang baru, diperkenalkan oleh bangsawan Stefano Manca di Villahermosa di perusahaannya Villa d'Orri dan Tanca di Nissa. Sangatlah mungkin teknik-teknik adat istiadat tertentu di pelajari oleh petani Capoterra dengan bekerja distruktur ini yang menjadi model pada waktu itu. 
Pada tahun 1860, pembukaan pertambangan S. Leone oleh sebuah perusahaan dari Paris, Petin Gaudet, pemilik dari "Compagnia degli Alti Forni e Acciaierie della Marina e delle Macchine a Vapore" ("Perusahaan pembakaran dan besi bagi Angkatan Laut dan mesin uap"), mengijinkan penduduk Capoterra untuk menghadiri, mungkin yang pertama di Sardinia, pada inovasi yang menakjubkan dari Revolusi Industri, yang mulai di Inggris pada permulaan abad sebelumnya. Beberapa orang Capoterra menyesuaikan diri untuk bekerja di komplek pertambangan yang, pertama menjadi buruh, kemudian menjadi penambang.  
Tambang ini, pada akhir abad yang lalu dijual, berhenti beberapa periode sampai penutupannya pada tahun 1963, sungguh bermakna bagi ekonomi desa ini. Kerja penggalian (walaupun berat dan bahaya bagi kesehatan) memberikan kesempatan bagi banyak keluarga untuk mengatasi situasi sulit ekonomi pada awal abad ini, dikala desa ini secara geografi masih terisolasi, jauh dari rute komunikasi utama. Kedekatan jarak ke Cagliari menjadi mubazir karena kurangnya transportasi umum pada waktu itu dan, kadang-kadang, tidak berguna sama sekali, ketika jembata-jembatan Scafa ambruk karena berbagai sebab.  
Pada tahun 20an, pembukaan ladang garam Macchiareddu memberikan arti yang besar bagi ekonomi desa yang miskin. Tetapi ini merupakan pekerjaan musiman, dimana eksploitasi pekerja dilakukan karena didirikan berdasarkan kerjaharian dan kompetisi yang keras diantara tim-tim penambang garam. Dorongan yang diberikan kepada pertanian pada periode fasis hilang karena perang yang merusakan dan pemulihan tidaklah gampang.  
Untuk membereskan hal ini, beberapa pedagang setelah perang berakhir melakukan praktik tradisional, menangkap burung, yang telah dilakukan pada masa lampau dikala masa-masa sulit. Dengan ditutupnya tambang S. Leone, untuk mengatasi masalah pekerja yang hebat, menangkap burung diatur oleh peraturan daerah, dengan dukungan dari golongan kiri partai politik. Kini hal tersebut dilarang.  
Kedatangan industri petrokimia di Sarroch dan Macchiareddu membakar kembali harapan pemulihan, tetapi bertahun-tahun orang-orang Capoterra harus puas memasuki pabrik dengan kontrak perusahaan, tanpa perjanjian keselamatan dan dengan gaji yang kecil, karena tidak cukup mempunyai keahlian dan karena Agen Pekerja Assemini dan Sarroch lebih menyukai orang-orang yang tidak bekerja. Tetapi pada tahun 70an, penyelesaian industri yang baru memberikan sumbangan yang sangat baik bagi ekonomi dan sosial realita dari komunitas ini, dengan reorganisasi dari pertanian "full-field" dan permulaan dari teknik pertanian yang baru dari penanaman greenhouse. 
Sejak tahun 1951 hingga kini, Capoterra telah berubah secara radikal. Dalam 45 tahun ini telah terjadi transformasi sosial dan ekonomi yang besar sehingga beberapa penelitian masalah demografi menjadi ketinggalan. Pertumbuhan penduduk sangat besar, pada akhir bulan Desember 1995 mencapai 18,350. Pertumbuhan dimulai pada tahun 1961 (6,355 orang), berlanjut pada tahun 1971 (8,028 orang) dan terus naik drastis pada tahun 1981 (12,208 orang) dan pada tahun 1991 (16,428 orang). Sejak tahun 1951 hingga kini, persentasi variasi dari kenaikan demografi sudah 34,6% lebih, merupakan salah satu tertinggi di pulau, hanya nomor dua dari Quartu di distrik Cagliari.  
Sebab dari pertumbuhan yang besar ini telah diketahui: imigrasi penduduk yang besar dari Cagliari dan kota-kota disekitarnya yang memilih Capoterra sebagai tempat tinggal.  
Semuanya dimulai dengan kelahiran dari desa residensial yang pertama, pada paruh kedua tahun 60an, pertama di daerah pesisir dan kemudian di bukit Birdiera-Pauliara. Ada beberapa penyebab yang menyebabkan banyak keluarga untuk pindah ke teritori desa ini: bagi beberapa orang merupakan pelarian dari kota, yang semakin kurang nyaman karena masalah lalu lintas, yang terhenti-henti walaupun malam hari, dan karena kurangnya tempat-tempat yang hijau; bagi yang lain menjadikan kesempatan untuk hidup di sebuah rumah yang dikelilingi sebuah taman, diterangi matahari sepanjang hari, dekat dengan bukit atau laut. Terakhir, bagi beberapa orang merupakan investasi properti untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungannya utama yang penting adalah bahwa desa residensial yang baru cukup dekat dengan kota dan area industri Macchiareddu dan Sarroch, dimana secara umum lebih gampang mencari pekerjaan. Walaupun keindahan yang tak terbantahkan dari tanah ini mendorong pilihan ini. Dalam kenyataan masih merupakan model dari inisiatif entrepenurial yang baru yang ditujukan pada realisasi desa-desa residensial yang lain, di pesisir atau dekat bukit.  
Maka dari itu, kini, dewan kota Capoterra dapat disebutkan sebagai pusat urbanisasi dengan perkembangan polymorph (pola leopard) dan sangat heterogen dalam komposisi manusianya. Angka angka berikut ini cukup memberikan gambaran yang akurat atas distribusi populasi di teritori tersebut: hingga kini hanya sekitar 60% dari populasi tinggal di desa utama yang dibangun pada abad ke 17, sekitar 28% tinggal di Maddalena dan Torre degli Ulivi; sekitar 12% di daerah Poggio dei Pini.  
Dalam situasi seperti ini, seetiap desa baru menjadi desa yang independen, terlepas dari tradisi umum Capoterra di masa lampau. Tetapi bahkan di desa, perubahan-perubahan sangat berarti dan menyeret asal-usul mereka dari perubahan kondisi kehidupan. Kedatangan industri, pada tahun 60an, menyebabkan produktivitas yang yang pantas dan perubahan pekerjaan yang pertama di daerah tersebut. Pertanian-pertanian besar sudah tidak ada lagi dan dibagi menjadi tanh kapling. Penanaman secara besar dikurangi dan banyak kebun anggur di babat, juga karena subsidi bagi wilayah Sardinia yang di peruntukan untuk maksud tersebut. Kini praktek pertanian yang menguntungkan hanya rumah hijau, tetapi juga terancam oleh masalah sumur-sumur air asin (sebuah masalah yang tidak ada pada masa lampau, karena dulu disekitar Capoterra masih mungkin untuk mendapatkan mata air tawar di ladang dekat kolam).  
Dari semua ini, kita juga harus dihadapkan pada kegelisahan sosial yang telah beberapa waktu menjadi masalah di pulau kami dan Itali selatan pada umumnya. Terutama sejak kegagalan dari beberapa proyek industri, yang diutamakan untuk mengeruk keuntungan dari wilayah dan dana-dana pemerintah, yang diberikan seperti lolly beberapa tahun lampau tanpa suatu pandangan perkembangan.

Translated by Yungkie Angkasa

barra.gif (1564 bytes)

 

Isola Sarda 1997-2005 - Associazione Culturale Ciberterra - Responsabile: Giorgio Plazzotta
I contenuti appartengono ai rispettivi autori - Tutti i diritti riservati
The contents belong to the respective authors - All rights reserved